Pohon zaitun memang dapat dibudidayakan di Indonesia. Tapi, ada pakem yang harus dilakukan pembudidaya. Yang terpenting, tanaman ini harus mendapatkan sinar matahari yang cukup dengan suhu di atas 25 derajat Celcius. Budidaya bisa dilakukan di polybag dan ditaruh di dalam green house.
Kendati merupakan tanaman asli Timur Tengah yang tumbuh di daerah panas, pohon zaitun tetap bisa tumbuh di Indonesia. Tapi dengan catatan, harus mendapatkan sinar matahari cukup dengan suhu di atas 25 derajat Celcius.
Parta Suhanda, pembudidaya zaitun asal Bogor, Jawa Barat, bilang bahwa budidaya tanaman mediterania ini lebih sulit ketimbang jenis tanaman lain. Dari pengalamannya, tingkat kematian tanaman ini bisa mencapai lebih dari 50% dari total yang dibudidayakan.
Jika cuaca panas, jumlah kematian bisa diminimalisir dibandingkan saat cuaca hujan. "Cuaca panas bisa merangsang pertumbuhan akar zaitun," jelas Parta.
Parta sendiri mengaku mendapat induk pohon zaitun dari Australia. Budidaya tanaman ini dilakukannya dengan mencangkok ranting induk pohon zaitun tersebut.
Menurut Parta, butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk menumbuhkan akar dari hasil cangkok tersebut. Meskipun tumbuh akar, jumlahnya tidak banyak dan rawan gugur kembali.
Makanya, harus diberikan perawatan khusus. Bibit harus ditaruh di dalam polybag dan kemudian dibudidayakan di dalam green house.
Selain itu, harus sering disiram dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. "Setidaknya tanaman ini berada dalam suhu udara 25 derajat Celsius," ujarnya.
Setelah berumur enam bulan, sudah termasuk masa cangkok tiga bulan, bibit pohon zaitun sudah memiliki ketinggian sekitar 70 centimeter (cm) hingga 80 cm.
Dengan catatan, saat pencangkokan panjang dahan yang digunakan sekitar 50 cm. "Jadi tunas barunya tumbuh sekitar 20 cm-30 cm," papar Parta. Setelah itu, bibit bisa dijual dengan harga Rp 300.000-Rp 500.000 per pohon.
Pembudidaya lainnya, Steve Stanley asal Semarang menambahkan, bibit zaitun bisa ditanam di polybag berdiameter 50 cm. Bila pembudidaya berniat membesarkan dan tak langsung menjual, bibit bisa dipindahkan ke drum besar ataupun ke tanah.
Jika di tanah, zaitun bisa tumbuh lebih besar. Nah, bila ingin menanam di drum, pilih yang berdiameter 1,2 meter. Menurut Steve, harga pohon zaitun berusia dua tahun jauh lebih mahal karena tak banyak yang punya.
Ia sendiri menjual pohon zaitun perak usia dua tahun setinggi 1,2 meter seharga Rp 6 juta. Sementara, bila masih bibit setinggi 30 cm hanya Rp 700.000 per batang.
Perawatan pohon zaitun saat sudah melewati masa cangkok tidak sulit. Selain panas, pohon perlu disiram sehari sekali serta diberi pupuk sesekali.
Tapi, saat masih muda tanaman ini biasanya rentan terserang penyakit. Biasanya yang menyerang sejenis kutu tudung atau kutu perisai di balik daun zaitun. Kutu ini biasanya sulit disingkirkan.
Mengatasinya bisa dengan memangkas daun yang terkena kutu agar tidak semakin menyebar.
(Selesai)
Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pohon-zaitun-harus-terpapar-sinar-matahari-2
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Pohon zaitun: Harus terpapar sinar matahari (2)"
Post a Comment