PENDAHULUAN
Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia terdiri dari dua jenis, yaitu Asparagus putih dan Asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophytha
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Asparagaceae
Genus : Asparagus
Spesies : A. officinalis
Nama : Asparagus officinalis
Sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya hanya tersedia di restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Namun demikian, prospek pengembangan Asparagus ini cukup baik karena sayuran ini banyak diminati oleh masyarakat luar negeri sehingga ekspor komoditas asparagus dapat meningkatkan devisa negara serta memberikan keuntungan bagi petani.
Salah satu tempat budidaya asparagus di Indonesia adalah di Teras dan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Pusat budidaya Asparagus di Teras-Boyolali di tempat yang dahulu merupakan kerjasama antara Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Boyolali dengan Misi Teknik Pertanian Taiwan di Indonesia. “Benih Asparagus berasal dari Taiwan, yang kemudian dikembangkan di Indonesia.” kata Pujiastuti selaku asisten lapang di Misi Teknik Pertanian Taiwan. Namun sekarang ini berganti nama menjadi C.V Aspakusa yang merupakan kelompok tani di daerah Teras Boyolali
Bertanam asparagus sebenarnya hal yang tidak sulit, karena bertanam asparagus hanya sederhana seperti bertanam tanaman yang lainnya. Langkah budidaya tersebuat antara lain : persiapan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan panen.
BUDIDAYA ASPARAGUS
A. Persiapan Lahan
Sebelum penanaman, lahan yang akan ditanami asparagus dibajak dalam dan merata. Dibuat parit dengan kedalaman 15 – 20 cm. Untuk tempat tanam, jarak antar tanaman 40 – 50 cm dan jarak antar baris 1,25 – 1,5 m. Pada awal tanam tidak digunakan pupuk kimia, tetapi menggunakan pupuk kandang.
B. Penyemaian Bibit
Pembibitan Asparagus dapat dilakukan secara vegetatif dengan kultur jaringan, anakan yang berasal dari tunas maupun setek, serta secara generatif dari biji. Dari ke tiga asal bibit tersebut, bibit yang berasal dari biji lebih baik. Awalnya, bibit didatangkan dari Taiwan, tetapi mulai tahun 2007 ini petani mulai mengembangkan usaha pembibitan asparagus secara mandiri. Harga bibit Asparagus hijau mencapai 2,5 juta rupiah untuk setiap 2 pound atau 800 gram-nya. Dalam luasan 1 ha lahan memerlukan 600 gr bibit asparagus.
Asparagus merupakan tanaman yang ditanam secara tidak langsung (Indirect seedling) melalui persemaian. Dalam pembibitan dengan biji terdapat 6 tahap, yaitu :
a) Persemaian
Dalam persemaian, perlu diperhatikan pemilihan lahan persemaian yaitu lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan tanaman asparagus, tanahnya gembur, subur dan berpasir. Bedengan tempat persemaian dilakukan pengolahan tanah, diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk menghindari hama. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25 cm, lebar parit 40 cm dengan kedalaman 40 cm.
b) Perendaman benih
Benih yang akan disemaikan sebelumnya direndam dalam air dingin pada suhu 27ºC selama 24-48 jam. Selama perendaman, air diganti 2 – 3 kali. Biji ynag mengambang pada saat perendaman dibuang.
c) Semai benih
Benih disemai pada tanah dengan jarak tanam 15×10 cm, dengan kedalaman 2,5 cm, setiap 1 lubang ditanam 1 biji. Di atas permukaan tanah ditutup jerami atau sekam kemudian disiram secukupnya.
d) Perawatan persemaian
Meliputi pencegahan hama dan penyakit dilakukan seawal mungkin.
e) Pemupukan
Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30 hari dilakukan pemupukan susulan urea.
f) Seleksi dan Pencabutan benih
Transplanting atau pemindahan bibit dilakukan setelah 5 – 6 bulan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam transplanting diantaranya bibit yang akan dipindahkan adalah bibit yang sehat; bibit yang dicabut harus segera ditanam; dan sebelum penanaman akar dipotong, disisakan 20 cm, dan pucuk tanaman dipangkas hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm.
C. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman Asparagus meliputi :
a) Pembumbunan
Apabila tunas sudah mulai tumbuh, dapat dilakukan pembumbunan. Pada musim hujan, parit diperdalam. Hal ini karena Asparagus tidak menyukai genangan.
b) Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan setelah induk tanaman membentuk 8 – 10 batang, selebihnya dipangkas. Setelah mendekati masa panen batang yang dipelihara cukup 3 – 5 batang. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang dan batang yang terserang hama atau penyakit.
c) Pengairan dan drainase
Dilakukan dengan cara menggenangi parit (di-Lêb) setinggi setengah dari tinggi parit, ditunggu hingga air meresap sampai atas, kemudian sisa air dibuang.irigasi pada musim kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.
d) Pemupukan susulan
Selain pupuk susulan biasa, setiap tahun juga dilakukan pemupukan berkala, yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat tersebut tidak dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase istirahat) dan dilakukan seleksi induk. Pupuk susulan dilakukan dengan cara membuat parit sepanjang barisan berjarak 20 cm dari tanaman, dalamnya parit 15 cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup dengan tanah. Pupuk susulan kimia diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk kandang diberikan setiap 3 bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali lagi seperti pupuk I, dan seterusnya.
e) Pengelolaan hama dan penyakit
Tanaman induk yang mati karena terkena hama atau penyakit dipotong dan diganti dengan cara membesarkan batang yang tumbuh normal. Hama yang sering dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang selama periode transisi musim kemarau ke musim hujan, sedangkan penyakit yang menyerang dari golongan jamur batang. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanik selama serangan belum terlalu berat. Aplikasi pestisida dilakukan jika serangan sudah cukup berat. Pestisida yang digunakan adalah pestisida organik (Daun Tembakau).
D. Panen dan Pasca Panen
a) Kriteria panen
Asparagus dapat dipanen rebungnya pada umur 4-5 bulan setelah transplanting. Asparagus hijau yang dipanen adalah setelah muncul diatas tanah dengan kondisi pucuk yang masih kuncup.
b) Cara panen, interval, frekuensi
Panen dilakukan dengan dua cara, yaitu mencabut dan memangkas atau memotong batang muda. Cara panen dengan memotong batang muda merupakan cara yang lebih baik, karena cara tersebut tidak merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan indukan. Jika panen pertama dilakukan pada umur 4 bulan setelah transplanting, maka penen kedua pada umur 5 bulan dengan interval panen 2 hari sekali, bulan keenam dan seterusnya dapat dipanen setiap hari.
Pemanenan daun asparagus dapat dilakukan kapan saja diperlukan dengan cara memotong dahannya. Daun asparagus yang dipotong sebaiknya memiliki beberapa kriteria seperti :
Daun tampak hijau tua
1. Pada daun tidak terdapat bunga dan buah, bebas dari hama dan penyakit
2. Batang lurus, panjang batang lebih dari setengah panjang bagian berdaun serta memenuhi kriteria kelas tanaman, kuat dan segar.
Hasil panen asparagus bintang dibagi dalam tiga kelas tanaman yang terdiri atas :
· S (small) : panjang bagian berdaun 40-50 cm
· M (medium) : panjang bagian berdaun 50-60 cm
· L (large) : panjang bagian berdaun lebih dari 60 cm.
Untuk pengiriman asparagus, daun bisa dikemas dengan cara mengikat setiap 5-10 tangkai batang sesuai dengan kelasnya. Ikatan tanaman disimpan tegak dalam ember berisi air. Tinggi air dalam ember cukup 3 cm.
Perendaman tangkai dilakukan untuk mempertahankan kesegaran tanaman. Pada saat dikirim, tanaman dikemas dengan dibungkus kertas (koran bekas). Pembungkusan kertas bertujuan untuk melindungi tanaman dari kerusakan sekaligus untuk memudahkan dalam membawa tanaman karena asparagus bintang berduri tajam.
E. Manfaat Asparagus
Selain lezat diolah menjadi beragam masakan, asparagus juga mempunyai kandungan gizi yang sangat baik. Beragam mineral, kalsium, potassium, vitamin A, D juga E ada di dalamnya. Sayuran ini juga rendah kalori, baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang menjalani terapi diet.
Kandungan seratnya (dietary fiber) sangat tinggi, serat dalam asparagus mampu mengikat zat karsinogen penyebab kanker. Serat juga membantu lancarnya proses pencernaan tubuh sehingga Anda terbebas dari gangguan sembelit atau susah buang air besar. Beberapa lembaga ilmiah telah melakukan uji klinis terhadap asparagus. Terbukti sayuran ini mampu meningkatkan kesuburan pria. Kandungan asam amino asparagines merangsang ginjal membuang sisa metabolisme tubuh. Zat aktif lain dipercaya meningkatkan sirkulasi darah adn membantu melepaskan deposit lemak dalam dinding pembuluh darah. Sangat baik dikonsumsi bagi Anda yang berjerawat, penderita eksim, gangguan ginjal dan prostat.
PENUTUP
Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia terdiri dari dua jenis, yaitu Asparagus putih dan Asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia.
Budidaya Asparagus tidak membutuhkan banyak perlakuan yang membutuhkan banyak biaya. Budidaya asparagus meliputi persiapan lahan, persiapan bibit, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Meskipun mempunyai banyak manfaat meliputi tetapi tanaman asparagus kurang banyak diminati banyak orang karena prospek penjualan asparagus adalah masyarakat menengah ke atas sehingga kurang dikenal luas di masyarakat. Sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya hanya tersedia di restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Namun demikian, prospek pengembangan Asparagus ini cukup baik karena sayuran ini banyak diminati oleh masyarakat luar negeri sehingga ekspor komoditas asparagus dapat meningkatkan devisa negara serta memberikan keuntungan bagi petani.
Sumber : http://diediedwahyoe.blogspot.com/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Teknologi Budidaya Asparagus"
Post a Comment