menanam

cara menanam

Budidaya Ayam Jawa/Kampung

Sejarah ayam kampung dimulai dari generasi pertama ayam kampung yaitu dari keturunan ayam hutan merah (Gallus gallus). Jenis ayam kampung sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Kutai.Pada saat itu, ayam kampung merupakan salah satu jenis persembahan untuk kerajaan sebagai upeti dari masyarakat setempat.Keharusan menyerahkan upeti menyebabkan ayam kampung selalu diternakan oleh warga kampung dan menyebabkan ayam kampung tetap terjaga kelestariannya.Di samping itu, ayam kampung memang sesuai dengan selera masyarakat setempat.Kebiasaan beternak ayam kampung tersebutlah yang menyebabkan ayam ini mudah dijumpai di tanah air.Sampai sekarang sistem upeti dalam arti perpindahan barang (ayam kampung) dari desa ke kota masih tetap ada.Bedanya, saat ini perpindahan tersebut lebih bersifat bisnis.

Ayam kampung mempunyai banyak varietas dan spesies, beberapa di antaranya yang penting yaitu :

1. Ayam Kedu

Ayam kedu merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Magelang dan Temanggung atau eks. Kersidenan Kedu (Jawa Tengah). Berdasarkan penampilan warnanya, ayam kedu dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut.

a. Ayam Kedu Hitam
Ayam kedu hitam mempunyai penampilan fisik hamper hitam semua, tetapi kalau diamati secara teliti warnanya tidak terlalu hitam. Penampilan kulit pantat dan jengger masih mengandung warna kemerah-merahan. Bobot ayam kedu hitam jantan dewasa antara 2 Kg – 2,5 Kg, sedangkan yang betinanya hanya 1,5 Kg. Ayam ini sering disamakan dengan ayam cemani karena tampak serba hitam.

b. Ayam Kedu Cemani
Ayam kedu cemani memiliki penampilan sosok tubuh hitam mulus, termasuk paruh, kuku, telapak kaki, lidah, telak (langit-langit mulut), bahkan daging dan tulangnya juga hitam. Sosok tubuh ayam kedu jantan dewasa tinggi besar dan bobotnya antara 3 Kg- 3,5 Kg, sedangkan yang betina dewasa berbobot antara 2 Kg- 2,5 Kg.

c. Ayam Kedu Putih
Ayam kedu putih ditandai dengan warna bulu putih mulus, jengger dan kulit mukanya berwarna merah, sedangkan kakinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Jenggernya tegak berbentuk wilah. Bobot ayam jantan kedu putih dewasa mencapai 2,5 Kg. Sedangkan bobot ayam kedu putih betina 1,2 Kg – 1,5 Kg.

d. Ayam Kedu Merah
Ayam kedu merah ditandai dengan warna bulu hitam mulus, tetapi kulit muka dan jengger berwarna merah, sedangkan kulit badannya berwarna putih. Sosok tubuh ayam kedu merah tinggi besar dengan bobot ayam jantan dewasa 3 Kg-3,5 Kg, Sedangkan bobot ayam betina 2 Kg-2,5Kg.

2. Ayam Nunukan

Ayam nunukan disebut juga ayam Tawao. Ayam ini merupakan ayam lokal yang berkembang dipulau Tarakan, Kalimantan Timur. Ayam nunukan diperkirakan berasal dari Cina. Karakteristik ayam nunukan adalah warna bulunya merah cerah atau merah kekuning-kuningan, bulu sayap dan ekor tidak berkembang sempurna. Sementara paruh dan kakinya berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan dengan jengger dan pial berwarna merah cerah. Jenggernya berbentuk wilah dan bergerigi delapan.

Stadium anak ayam sampai umur 45 hari cenderung berbulu kapas. Berat badan ayam nunukan jantan dewasa 3,4 Kg – 4,2 Kg, sedangkan yang betina 1,6 Kg – 1,9 Kg.

3. Ayam Pelung

Ayam pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi (Jawa Barat). Ayam pelung memiliki sosok tubuh besar dan tegap, temboloknya tampak menonjol. Kakinya panjang, kuat, dan pahanya berdaging tebal. Ayam pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi nyata dan berwarna merah cerah. Ayam pelung betina mempunyai jengger, tetapi jengger terseebut tidak berkembang dengan baik. Ayam pelung jantan dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina 2,5 Kg – 3,5 Kg.

4. Ayam Sumatra

Ayam Sumatra merupakan ayam lokal dari Sumatra Barat. Penampilan perawakannya tegap, gagah ,tetapi ukuran tubuhnya kecil. Ayam Sumatra jantan berkepala kecil, tetapi tengkoraknya lebar. Pipinya penuh (padat), keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. Paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam . Ayam Sumatra memiliki jengger berbentuk wilah dan berwarna merah. Kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang. Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2 Kg, sedangkan yang betina 1,5 Kg.

5. Ayam Balenggek

Ayam belenggek berasal dari Sumatra Barat, tepatnya dipedalaman Kabupaten Solok. Ayam ini pandai berkokok dengan suara yang merdu dan iramanya bersusun-susun, panjang sampai terdiri atas 6-12 suku kata. Semakin panjang suku katanya, semakin panjang kokoknya.

6. Ayam Gaok

Ayam gaok bersal dari madura dan Pulau Puteran, Kabupaten Sumenep. Keistimewaan ayam gaok yaitu kokoknya memiliki suara panjang yang hampir sama dengan ayam pelung yang terdapat di Cianjur (Jawa Barat). Ayam Gaok jantan dewasa memiliki bobot badan mencapai 4 Kg, sedangkan yang betina 2 - 2,5 Kg. Ayam Gaok jantan memiliki tampilan tubuh besar, tegap dan gagah. Jenggernya besar berbentuk wilah dan berwarna merah, dengan pial yang besar dan warnanya merah. Kakinya berwarna kuning . Bulunya didominasi oleh warna kuning kehijau-hijauan (wido), namun ada juga yang berwarna lain, seperti merah dan hitam.

Usaha kecil yang berkembang saat ini diantaranya adalah peternaan ayam kampung. Peluang bisnis ini cukup menjanjikan asalkan tekun dan telaten. Pangsa pasar masih terbuka lebar karena kebutuhan ayam kampung ini masih terbuka lebar khususnya dibutuhkan di warung-warung makan yang salah satu bahan konsumsinya yaitu ayam kampung. Dari berbagai alasan dan pertimbangan ayam kampung jauh lebih diminati konsumen dari pada ayam potong.

Kebutuhan ayam kampung saat ini sangatlah menggiurkan terutama dikarenakan banyak orang yang lebih memilih ayam kampung karena rasanya yang lebih gurih, selain itu ayam kampung lebih sedikit menggunakan obat-obatan saat pembesaranya. Diwilayah Yogyakarta saja kurang lebih 1000 ekor ayam kampung yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan restoran-restoran ayam goreng, gudeg, sate dan selebihnya untuk warung-warung makan lainnya.


Banyaknya kebutuhan ayam kampung itulah yang memberikan semangat untuk berwirausaha pembesaran ayam kampung pedaging. Ayam yang dibesarkan hanyalah ayam kampung biasa yang sudah banyak diternakan oleh masyarakat selama ini,hanya cara penangananya saja yang yang dibuat seolah seperti ayam pedaging. Dalam jumlah banyak ayam kampung tetap membutuhkan vitamin ayam dan juga vaksinasi untuk mencegah datangnya penyakit yang dapat menimbulkan kerugian peternak.

Perkiraan Analisis Ekonomi :

SPESIFIKASI
1. Jenis : Ayam Kampung
2. Luas Kandang : 100 m2
3. Populasi : 500 ekor
4. Masa Panen : 60 hari (sekitar 2 bulan)
5. Bobot Panen : 7,50 Kg
6. Tingkat Kematian : 5 %

INVESTASI
Sewa kandang 1 tahun untuk 4 periode Rp 1.000.000,00
Pemanas Rp 500.000,00
Peralatan makan dan minum Rp 500.000,00
Jumlah Rp 2.000.000,00

BIYAYA OPERASIONAL
DOC 500 ekor @ 4.800 Rp 2.400.000,00
Pakan ayam Boiler 15 zak @ 250.000 Rp 3.750.000,00
Obat dan vitamin Rp 50.000,00
Vaksin Rp 50.000,00
Listrik Rp 50.000,00
Penyusutan sewa kandang Rp 250.000,00
Penyusutan pemanas Rp 75.000,00
Penyusutan peralatan makan dan minum Rp 31.250,00
Tenaga kerja per ekor Rp 175.000,00
Total biaya Rp 6.831.250,00

OMZET
475 ekor x Rp 24.000,00 = Rp 11.400.000,00

LABA BERSIH
Rp 11.400.000 – Rp 6.831.250 = Rp 4.468.750,00/2 bulan

Jadi bisa diperkirakan keuntungan dari hasil usaha peternakan ayam setiap kali panen (sekitar 2 bulan) memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp 4.468.750,00.

Sumber : http://www.infokita.web.id/2011/08/budidaya-ayam-jawakampung.html

0 Response to "Budidaya Ayam Jawa/Kampung"